Jumat, 11 Februari 2022

Kesemsem Kesemek Oleh Ade Candra EN ER

 

#SehatBerdampak #IT’sBuah1DEKADE #itsbuah #DukungPetaniLokal #CintaBuahLokal #BerbagiSehat #RamahLingkungan #AnniversaryIT’sBuah #SehatTuntas2022

Jumat, 04 Februari 2022

Ada atau Tidak Ada Obat AIDS ? Perlu Atau Tidak Obat AIDS ? Oleh : Ade Candra EN ER

Ada atau Tidak Ada Obat AIDS ?

Perlu Atau Tidak Obat AIDS ?

Oleh : Ade Candra EN ER

 

Saya ingat saat itu ketika masih duduk dibangku kelas 1 SMEA atau SMK , ada sebuah obrolan dengan seorang teman yang intinya mengenai keberadaan obat AIDS, teman saya menyatakan sebaiknya tidak perlu ada obat AIDS karena akan membahayakan dalam arti bisa saja menyebabkan semakin bertambah atau memiliki kuantitas yang bertambah terkait adanya penyimpangan seks, disaat itu saja dimana tidak ada publikasi secara terbuka terkait produksi obat AIDS namun cukup ada pemberitaan mengenai penyimpangan seks.

Saya saat itu sebatas mendengar pendapat yang dikatakan teman dan saat itu saya merasa setuju dalam arti jika ada obat AIDS ada kemungkinan tidak ada ketakutan untuk melakukan penyimpangan seks dan lebih lanjut disaat ini saya berpikir bahwa ada atau tidak ada penyakit AIDS , ada atau tidak ada obat AIDS jauh lebih baik adalah menanamkan akhlak yang baik dalam berkehidupan sehingga akan ada kekhawatiran, kewaspadaan seseorang untuk  tidak  melakukan hal yang dilarang oleh ajaran agama yang dianut karena takut berdosa. Lalu bagaimana jika ada yang menyatakan, bicara akhlak memang mudah ? tapi kenyataannya pergaulan muda-muda saat ini rentan dengan penyimpangan seks, terdapat muda-mudi yang dalam pergaulannya senang pergi ke diskotik dan pergaulan diskotik katanya identik dengan pergaulan yang bebas. Mencegah AIDS adalah sebaiknya menjadi tanggung jawab bersama dalam hal ini pihak dunia pendidikan dan  orang  tua yang tentu adalah pihak yang memiliki cukup kedekatan dalam hal ini dengan usia  remaja yang mana pada usia remaja adalah usia yang cukup dikhawatirkan seseorang mampu atau mudah tergoda melakukan hal atau penyimpangan dalam pergaulan  dalam hal ini adalah penyimpangan seksual. Lalu bagaimana dengan mereka yang sudah terkena AIDS, bukankah mereka membutuhkan obat AIDS untuk sembuh ?

Menurut saya mengenai mereka yang sudah terkena penyakit AIDS memang pada dasarnya memilki hak untuk sembuh dari penyakitnya dan silahkan saja berharap dan berusaha bisa sembuh dari penyakit AIDS dan ada keinginan ada pihak yang mampu membuat obat AIDS namun secara pribadi seperti yang sudah saya tulis sebelumnya menurut saya penanaman akhlak yang baik pada diri seseorang  bisa mencegah seseorang untuk melakukan penyimpangan seks atau mencegah seseorang terkena AIDS.

 

 

Berikut adalah mengenai pengertian, penyebab, gejala, diagnosis, pengobatan, komplikasi, pencegahan Aids yang saya kutip dari laman online https://www.alodokter.com/hiv-aids

HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Jika makin banyak sel CD4 yang hancur, daya tahan tubuh akan makin melemah sehingga rentan diserang berbagai penyakit.

HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut AIDS (acquired immunodeficiency syndrome). AIDS adalah stadium akhir dari infeksi HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.

 

Penularan HIV terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh penderita, seperti darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, serta ASI. Perlu diketahui, HIV tidak menular melalui udara, air, keringat, air mata, air liur, gigitan nyamuk, atau sentuhan fisik.

HIV adalah penyakit seumur hidup. Dengan kata lain, virus HIV akan menetap di dalam tubuh penderita seumur hidupnya. Meski belum ada metode pengobatan untuk mengatasi HIV, tetapi ada obat yang bisa memperlambat perkembangan penyakit ini dan dapat meningkatkan harapan hidup penderita.

HIV dan AIDS di Indonesia

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI tahun 2019, terdapat lebih dari 50.000 kasus infeksi HIV di Indonesia. Dari jumlah tersebut, kasus HIV paling sering terjadi pada heteroseksual, diikuti lelaki seks lelaki (LSL) atau homoseksual, pengguna NAPZA suntik (penasun), dan pekerja seks.

Sementara itu, jumlah penderita AIDS di Indonesia cenderung meningkat. Di tahun 2019, tercatat ada lebih dari 7.000 penderita AIDS dengan angka kematian mencapai lebih dari 600 orang.

Akan tetapi, dari tahun 2005 hingga 2019, angka kematian akibat AIDS di Indonesia terus mengalami penurunan. Hal ini menandakan pengobatan di Indonesia berhasil menurunkan angka kematian akibat AIDS.

Gejala HIV dan AIDS

Kebanyakan penderita mengalami flu ringan pada 2–6 minggu setelah terinfeksi HIV. Flu bisa disertai dengan gejala lain dan dapat bertahan selama 1–2 minggu. Setelah flu membaik, gejala lain mungkin tidak akan terlihat selama bertahun-tahun meski virus HIV terus merusak kekebalan tubuh penderitanya, sampai HIV berkembang ke stadium lanjut menjadi AIDS.

Pada kebanyakan kasus, seseorang baru mengetahui bahwa dirinya terserang HIV setelah memeriksakan diri ke dokter akibat terkena penyakit parah yang disebabkan oleh melemahnya daya tahan tubuh. Penyakit parah yang dimaksud antara lain diare kronis, pneumonia, atau toksoplasmosis otak.

 

Penyebab dan Faktor Risiko HIV dan AIDS

Penyakit HIV disebabkan oleh human immunodeficiency virus atau HIV, sesuai dengan nama penyakitnya. Bila tidak diobati, HIV dapat makin memburuk dan berkembang menjadi AIDS.

Penularan HIV dapat terjadi melalui hubungan seks vaginal atau anal, penggunaan jarum suntik, dan transfusi darah. Meskipun jarang, HIV juga dapat menular dari ibu ke anak selama masa kehamilan, melahirkan, dan menyusui.

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penularan adalah sebagai berikut:

  • Berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan dan tanpa menggunakan pengaman
  • Menggunakan jarum suntik bersama-sama
  • Melakukan pekerjaan yang melibatkan kontak dengan cairan tubuh manusia tanpa menggunakan alat pengaman diri yang cukup

Lakukan konsultasi ke dokter bila Anda menduga telah terpapar HIV melalui cara-cara di atas, terutama jika mengalami gejala flu dalam kurun waktu 2–6 minggu setelahnya. 

Pencegahan HIV dan AIDS

Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari dan meminimalkan penularan HIV:

  • Tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah
  • Tidak berganti-ganti pasangan seksual
  • Menggunakan kondom saat berhubungan seksual
  • Menghindari penggunaan narkoba, terutama jenis suntik
  • Mendapatkan informasi yang benar terkait HIV, cara penularan, pencegahan, dan pengobatannya, terutama bagi anak remaja

Menurut data kemenkes terkait  kasus infeksi HIV di Indonesia Jumlah kumulatif ODHA ditemukan (kasus HIV) yang dilaporkan sampai dengan Maret 2021 sebanyak 427.201 orang, sedangkan jumlah kumulatif kasus AIDS yang dilaporkan sampai dengan Maret 2021 sebanyak 131.417.

 

Bagaimana menurut  anda keberadaan obat AIDS diperlukan atau tidak ?.

 

 Bogor,04 February 2022