Selasa, 09 Februari 2021

Lanjutan Kisah Islamnya Sayyidina Bilal bin Rabah Al - Habsyi Radhiyallahuanhu dan Penderitaannya

 Setiap orang berusaha untuk menyiksanya sekuat tenaga. Ketika Sayyidina Abu Bakar Radhiyallahuanhu melihat penderitaan Sayyidina Bilal bin Rabah Al - Habsyi Radhiyallahuanhu dia membeli Sayyidina Bilal bin Rabah Al - Habsyi Radhiyallahuanhu dan memerdekakannya.


Faedah 

Orang-orang musyrik menjadikan berhala sebagai sesembahan, sedangkan Islam mengajarkan tauhid. Inilah yang menyebabkan dari lisan  Sayyidina Bilal bin Rabah Al - Habsyi Radhiyallahuanhu selalu terucap, "Ahad! Ahad!. Hal itu karena hubungan cintanya yang tinggi terhadap ALLOH Subhaanahuwata'ala.

Dalam cinta dunia yg palsu pun, kita melihat seseorang yang mencintai seseorang tentu akan merasa nikmat bila menyebut nama orang yang di cintanya. Kadang kala, tanpa tujuan yang jelas namanya akan di sebut-sebut. Lalu, bagaimana dengan cinta kepada ALLOH Subaanahu wata'ala yang mendatangkan kesuksesan dunia akhirat 

Karena cintanya kepada ALLOH Subhanahu wata'ala inilah Sayyidina Bilal bin Rabah Al - Habsyi Radhiyallahuanhu di dera dengan segala siksaan. Ia di serahkan kepada anak-anak Makkah untuk di arak di lorong-lorong. Akan tetapi, dari bibirnya selalu terucap, "Ahad! Ahad!" Dengan pengorbanannya itu, dia mendapat kehormatan sebagai muadzin Baginda Nabi Shallalahu 'alaihi wasallam, baik ketika tinggal di Madinah maupun dalam perjalanan. Setelah Baginda Nabi Shallalahu 'alaihi wasallam wafat, dia tinggal di Madinah untuk berapa lama. Akan tetapi, karena melihat  Baginda Nabi Shallalahu 'alaihi wasallam sudah tidak ada tempat, sulit baginya untuk terus tinggal di Madinah Thayyibah. Oleh karena itu, ia berniat menghabiskan sisa hidupnya untuk berjihad ( di Syam ) Dia pun berangkat berjihad dan beberapa lama tidak kembali ke Madinah.


Suatu ketika ia bermimpi berjumpa dengan Baginda Rasululullah Shallallahu'alaihi wassalam. Beliau bersabda, "Wahai Bilal, masihkah kamu setia kepadaku ? Mengapa kamu tidak pernah menziarahiku?" Begitu bangun, ia segera pergi ke Madinah. Setibanya di sana, Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husain Radhiyallahu 'anhuma memintanya untuk mengumandangkan adzan. Ia tidak dapat menolak permintaan kedua orang yang sangat dicintainya itu. Dia pun memulai adzan. Tatkala suara adzan seperti pada masa hidup Baginda Rasululullah Shallallahu'alaihi wassalam sampai di telinga peduduk Madinah pun gempar. Para wanita pun menangis dan keluar dari rumah-rumah mereka. Setelah tinggal beberapa hari di Madinah, ia pun kembali, ia pun kembali (ke syam). Menjelang tahun 20 Hijriyah, dia wafat di Damaskus. ( dari Kitab Usudul Ghabah ).

Footnote : 

di ketik oleh Ade Candra alias Ade Candra EN ER alias Ade Candra NADER 

di salin dari KITAB FADHILAH AMAL 

- KISAH-KISAH SAHABAT 

- FADHILAH SHALAT 

- FADHILAH TABLIGH 

- FADHILAH DZIKIR 

- FADHILAH ALQUR'AN 

- FADHILAH RAMADHAN 

- SATU-SATUNYA CARA MEMPERBAIKI KEMEROSOTAN UMMAT 


Syaikhul Hadits

Maulana Muhamad Zakariyya AL-Kandahlawi Rah.a

TIM PENERJEMAH MASJID JAMI' KEBON JERUK, JAKARTA 

Penerbit Ash-Shaff 
Penerbit Buku Islami



Tidak ada komentar:

Posting Komentar